FanFic part1
“Gerimis hujan menemani tangisku,, akankah semua ini
segera berakhir?”
Aku memandang langit yang kelam
dari jendela kamarku. Terbayang wajah Kai sang pujaan hatiku yang telah lebih
dulu meninggalkanku beberapa waktu lalu. Dalam lamunanku, Kai selalu tersenyum
padaku dan mengatakan “Yeongwonhi saranghaeyo Krystal. Never leave me, please”
kata-kata itu adalah kata-kata yang sering ia ucapkan padaku tiap kami bertatap
muka. Bahkan ketika aku sedih ia selalu menghiburku dengan mengucapkan
kata-kata indah itu. Indah, sangat indah. Saking indahnya lamunanku itu, akupun
tak kuasa meneteskan air mataku sambil meluapkan segala kekecewaanku.
“Waeyo?! Wayeo?! Aku tak percaya ini.. L Kau yang selalu mengatakan hal itu. Kau minta aku tuk tak
meninggalkanmu! Namun mengapa engkau yang malah meninggalkanku? Bahkan
meninggalkanku untuk selamanya?!.. L Apa yang
mesti aku lakukan sekarang Kai?!” Isakku sambil memukul-mukul kaca jendelaku.
“Seandainya, dirimu tak berusaha menyelamatkan diriku mungkin diriku masih bisa
melihat senyum tulusmu itu Kai L” sesalku tanpa henti. Tanpa kusadari, ternyata gerak-gerikku telah
diperhatikan oleh kakakku, Onew-oppa. Tak lama kemudian, ia mengetuk pintu
kamarku.
Sambil mengusap air mataku, segera kuijinkan Onew-oppa masuk ke
kamarku. Onew-oppa pun duduk disampingku. “Dik, kakak harap adik jangan terlalu
larut dalam kesedihan atas meninggalnya alm Kai. Adik harus tetap tersenyum dan
melupakan Kai. Karena kakak yakin Kai pasti bahagia melihat kekasihnya tetap
tersenyum walau telah ia tinggalkan” kata Onew. “Kak, apa Krystal sanggup untuk
melakukan hal itu? Sementara hati Krystal masih dalam luka?” jawab Krystal
lirih. “Tatap kakak (sambil menengadahkan tangannya ke wajah Krystal supaya
Krytal menatapnya) kunci utamanya ada di usahamu. Dan terus berdoa. Siap? Kakak
akan membantumu dari belakang” kata Onew. Mendengar perkataan kakakku tadi,
akupun berfikir. Dan pada saat itu juga aku berjanji pada diriku sendiri. “Ya,
aku harus hidup lebih baik tanpamu Kai, aku janji!” janjiku dalam hati sambil
tersenyum. Wajah Onew-oppa pun juga menunjukkan kebahagiannya ketika melihatku
tersenyum.
Keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah dengan semangat. Walau aku
masih teringat Kai, namun aku juga terus mengingat kata-kata Onew-oppa tadi
malam sehingga akupun berusaha untuk selalu tersenyum dan menyembunyikan
sedihku. Di tengah perjalananku, aku berhenti berjalan sejenak dan memandang
langit biru nan cerah. “Kai, kau lihat aku kan?! Aku akan menjalani hidupku
yang baru ini dengan semangat! Jadi kamu
tak perlu sedih disana.. J” kataku dalam hati.
Sesampainya di gerbang pintu sekolah, tiba-tiba aku dihalangi oleh
empat perempuan. Mereka bernama Fany,Yuri, Victoria dan Sohee. Mereka adalah
sunbaeku yang dulu juga menyukai Kai-oppa. Yaaa, sejak aku dan Kai-oppa
berpacaran, mereka berempat selalu berusaha memisahkan kami dengan beberapa
kabar tak sedap yang mereka buat sendiri. “Permisi eoni, biarkan saya lewat”
kataku dengan sedikit menunduk. Mereka hanya menampakkan devil smile nya padaku lalu memberikan jalan untukku. Baru
beberapa langkah, tiba-tiba Fany dan Sohee memanggilku “Hei gadis pembunuh!”. Aku terkejut mendengar mereka memanggilku
seperti itu. Langkahku terhenti sejenak dan dadaku merasa sesak sekali. Rasanya
aku ingin berbalik badan dan mengumpat pada mereka. Namun, kutahan keinginanku
itu dan kulangkahkan kaki ku lagi. “Aduh, kasihan ya Kai! Ia harus mati demi
menolong seorang gadis yang keras kepala!” sindir Yuri. Aku tetap berusaha
untuk tidak mendengarkannya. Aku terus melangkah ke depan, sambil menahan sesak
di dadaku. “YA!! Krystal! Apa kamu budek ya?! Apa kamu nggak merasa bersalah?!
Kai-oppa mati karenamu!” teriak Victoria. Kali ini, aku tidak bisa menahan
sesak didadaku lagi, ya! Sunbae benar! Kai-oppa mati karena aku?! Bentakku
dalam hati. Aku mulai putus asa lagi dan air mata ini tak dapat terbendung
lagi. Akupun mempercepat langkahku ke kelas sambil mengusap air mataku.
Teeeet.. bel masuk berbunyi. Aku masuk kelasku dengan lesu. Luna dan
Sulli yang melihatku masuk, langsung menyapaku. “Hei, Krystal! Nggak biasanya
jam segini baru sampai di kelas?” sapa Luna disusul anggukan dari Sulli. Aku
melangkah lemas ke tempat dudukku. “Ya?? Jangan seperti ini terus. Kai-oppa
pasti sedih kalau tahu kekasihnya masih larut dalam kesedihan yang
berkepanjangan seperti ini. Fighting Krystal!” kata Luna memberi semangat. Dan
aku hanya membalas semangat mereka dengan senyuman. Merekapun mengangguk seakan
mengerti bahwa aku sedang dalam kondisi dimana aku ingin diam sejenak.
Tak lama kemudian, Bu Boram masuk dengan raut wajah yang tampak
bahagia. “Selamat pagi anak2!” sapa Bu
Boram “Pagi Bu” jawab anak2 serempak. “Kalian kedatangan siswa baru dari
NewYork. Namun, ia juga bisa menggunakan bahasa kita. Ia memilliki wajah yang
sangat tampan. Baiklah, tanpa mengulur waktu lebih lama lagi ibu persilahkan……
Siswa baru ayo silahkan masuk dan perkenalkan dirimu.” Ketika siswa baru
tersebut melangkah masuk, kelas yang semula hening menjadi riuh tak karuan. Itu
semua disebabkan oleh para murid perempuan yang terpesona akan ketampanan si
siswa baru. Aku yang masih memikirkan kejadian tadi pagi itu, tidak terlalu
memedulikan si siswa baru. Hingga aku mendengar bisikan Luna “Wajahnya setampan
Kai” yang sontak membuatku terkejut dan langsung mengalihkan pandanganku ke
siswa baru tersebut. “Hai, teman-teman! Namaku Lee Taemin. Biasanya aku
dipanggil Taemin/Taem. Saya pindahan dari SMA PureManiac, NewYork. Senang
bertemu kalian. Dan saya harap kalian mau jadi teman saya. Terima kasih”
sapanya dengan senyum yang amat manis. “Kami pasti akan menjadi teman yang baik
untukmu Taemin!” celoteh Suli yang disusul oleh celotehan Minho, “Kalo masalah
cowok cakep aja langsung gelap mata! Dasar gadis! ckck” yang sontak membuat
teman-teman yang lain tertawa. “Baiklah, cukup. Taemin kamu duduk di…” belum
selesai Bu Boram bicara, tiba-tiba Taemin menunjuk sebelah bangkuku yang masih
kosong. “Bu, bolehkah saya duduk disamping gadis manis itu?” kata Taemin. Aku,
Bu Boram dan teman-teman sekelasku terutama Suli kaget mendengar permintaan
Taemin itu. “O ooh, baiklah kalau begitu. Krystal kamu tidak keberatan kan?”
Tanya Bu Boram. “Tentu tidak lah bu! Orang cowoknya mirip mantan kekasihnya! Iya
kan Krystal?” celoteh Luna. “Saya tidak bertanya pada kamu Luna. Saya tanyanya
sama Krystal. Bagaimana Krystal?” tanya Bu Boram lagi. Aku yang speechless harus
berkata apa akhirnya hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. “Baiklah, Taemin
silahkan kamu duduk disebelah Krystal. Dan Krystal, tolong nanti saat istirahat
kamu antarkan Taemin keliling sekolah supaya ia tahu fasilitas apa saja yang
ada di sekolah ini” pinta Bu Boram. “Baik bu” jawabku.
*Teeet* Bel istirahat telah berbunyi. “Oh iya, namamu Krystal? Iya
kan?” Tanya Taemin sambil tersenyum ramah. “I iya” jawabku gugup. “Lalu, kapan
kamu bisa mengantarkanku keliling sekolah ini?” Tanya nya lagi. “Oh, iya
sebentar. Biar kubereskan mejaku dulu ya?” pintaku yang dijawab oleh anggukan
lembut darinya. Apa ini? Aku merasakan bahwa di diri Taemin adalah jiwa
reinkarnasi dari Kai. Dan kurasa aku menyukainya karena dia mirip Kai. Ini
sungguh membuatku frustasi! Pikirku dalam hati. Dan setelah aku
membereskan buku-bukuku aku langsung mengajaknya keliling sekolah. Kujelaskan
satu persatu aturan-aturan dan fasilitas yang ada di sekolahan kami. Hingga
waktu istirahat kami telah habis, kami pun bergegas masuk ke kelas dan
melanjutkan pelajaran.
Tak terasa waktu pelajaran
sekolah telah berakhir. Akupun segera melangkah menuju depan gerbang dan
menunggu Onew-oppa menjemputku. Disaat aku sedang menunggu Onew-oppa, Fany eoni
bersama ganknya mendekatiku. “Uh, temen2 tau ngga sih? Baru beberapa hari yang
lalu Kai meninggal, eh si gadis pembunuh ini udah punya mangsa lagi!” katanya
sambil melirikku sinis. “Ah, masak sih Fan? Idiih, masak cowok itu mau sih sama
si gadis pembunuh?! Mending ma slah satu dari kita kali Fan?! Haha” sahut Yuri.
“What??!! Aku kali yang mesti ma si anak baru itu! Bukan kamu ataupun kalian?!”
bentaknya sambil menunjuk Yuri dan teman-temannya. Aku hanya bisa menunduk
terdiam sambil melihat jam biru tosca klasik yang kutalikan di pergelangan
tanganku. Hingga akhirnya Onew-oppa datang dengan mobil BMW nya. “Krystal, ayo
masuk! Jangan terlalu lama dekat dengan cewek-cewek centil seperti mereka!”
teriaknya sambil memandang sinis Fany cs. “Iya, kak..” jawabku lirih.
Di tengah perjalanan, Onew-oppa
bertanya padaku. “Apa mereka mengganggumu lagi dek?” tanyanya lembut. “Tidak
kak. Mereka tadi hanya berdiri disampingku kok.” Jawabku. Raut muka Onew-oppa
sedikit curiga. Ya, kemungkinan besar dia akan mencurigaiku berbohong. Karena
ia adalah kakakku yang paling mengerti aku lebih dari orang tuaku. “Yasudah,
kalau kamu memang nggak mau jujur. Ohya, ini kamu jadi mau ke makamnya Kai
dulu?” Tanya Onew-oppa. “Iya kak.” Jawabku singkat. Setelah kami mengunjungi
makam Kai, kami pun langsung pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku
bertanya pada Onew-oppa tentang reinkarnasi. Dan Onew-oppa hanya tersenyum
padaku. “Ya?! Kakaak, jawab aku. Aku membutuhkan jawaban kakak bukan senyuman.
Kau kira senyummu membuatku bahagia?” ejekku sambil sedikit manja. “Hahaha,
emang senyum kakak manis kali Krystal. Bahkan Fany cs dulu sempat menjadi
paparazziku kan? Hahaha” katanya bangga. “Oh, ya? Emang kenapa kamu tanya hal
itu?” Tanya Onew-oppa penasaran. “Ada deh” jawabku yang makin membuat Onew-oppa
makin penasaran.
Malamnya, Sulli mengirimkan
pesan singkat padaku yang berisi “Krystaaal, senangnya jadi kamu! >,<”
kemudian ketika aku akan membalas pesan singkatnya, tiba-tiba handphoneku
berbunyi dan di ponselku hanya bertuliskan nomer ponsel yang tak ku kenal
sebelumnya. “Halo” sapaku. “Halo ini benar nomer Krystal? Ini aku anak baru di
kelasmu tadi, Taemin!” sahutnya semangat. “Oh, kamu? Ada apa? Ada yang kurang
jelas tentang pelajaran tadi? Atau kurang jelas tentang info sekolahan tadi?”
tanyaku polos. “Ah, andweyo! Aku hanya ingin mendengar suara lembutmu saja.
Hehe” jawabnya manja yang membuat wajahku memerah dan menutup telepon darinya.
“Dasar gila! Baru ketemu sehari udah gitu? Hiih. Kelihatan banget playboynya!
Aisshhh” sebalku sambil melemparkan handphoneku ke sofa yang ada didekatku. “Kamu
kenapa dik?” Tanya Onew-oppa yang baru saja keluar kamar. “Ah, andwe kak.”
Jawabku sambil melangkah kearah kamarku.
Enam bulan telah berlalu, aku
dan Taeminpun kini makin dekat. Walau terkadang aku merasa sedikit aneh dengan
sikapnya kepadaku, namun aku terus meyakinkan hatiku bahwa itu hanya perasaanku
saja yang selalu menganggap bahwa dirinya adalah Kai. Paginya, aku berangkat
sekolah bersama Onew-oppa. Ketika aku turun dari mobil dan melambaikan tanganku
pada Onew-oppa, Sulli datang menghampiriku. “Krystal, kurasa ada Taemin
memiliki rasa untukmu” katanya polos. Aku setengah geli mendengar perkataan
Sulli, “ah?! Apa iya? Haha kamu masih dalam alam sadar kan? (sambil memegang
dahi Sulli)”. “Ah, aku nggak bercanda nih. Hiih!” sanggah Sulli sebal. “hehe,
yaudah masuk ke kelas yuk!” ajakku.
Sembilan jam telah berlalu, jam
sekolahpun telah berakhir. Saat aku hendak beranjak dari bangkuku, tiba-tiba
Taemin berdiri dihadapanku. Ia tersenyum kecil kepadaku. “Krystal” panggilnya
lembut. “Iya, kenapa?” tanyaku sedikit takut dan menjauh. “Aku berharap
sesampainya kamu dirumah nanti kamu bisa menelponku” katanya penuh harap. Aku
diam sejenak. Ada apa dengan orang
ini? Tanyaku dalam hati. “Krystal? Apa kamu tak ingin
melakukannya untukku?” Tanyanya serius. “Ah, bukan gitu. Aku heran aja kenapa
sikapmu kayak gini ke aku?!” jawabku sambil sedikit menunduk. “Oh, baiklah aku
tahu jawabanmu. Aku takkan memaksakanmu Krystal. Aku pulang duluan ya. Kuharap
kamu benar-benar menelponku nanti” sambil mengambil tasnya yang dimeja dan
melangkah pergi. Aku masih tetap berdiri di bangku ku dan memikirkan hal yang
tadi pagi dikatakan Sulli padaku. “Ah, andweyo! >,< Itu tidak mungkin!
Ini gila pasti!” teriakku yang membuat teman-temanku memandang aneh padaku.
Sesampainya di rumah, seperti
yang diminta Taemin, aku menelponnya. “Halo, aku telah sampai dirumah Taemin”
kataku. “Iya, aku tahu pasti kau akan menelponku. Krystal kamu tahu hari ini
hari apa?” Tanyanya. “Hari Sabtu” jawabku singkat. “Ada acara? Aku ingin
mengajakmu makan malam nanti jam 19.00 di “SEESAW Restaurant”. Bagaimana?”. Aku
terdiam sejenak. Setelah cukup lama berfikir akhirnya kutolak tawarannya.
“Maafkan aku Taemin, namun untuk malam ini sepertinya aku tidak bisa keluar”.
Cukup lama ia terdiam dan tak lama kemudian ia tertawa, “Um.., baiklah. Gadis
cantik nan baik sepertimu pasti takkan mau kuajak pergi” sindirnya. “Ya?!!
Maksudmu apa? Tolong ya, kamu jangan salah paham.” Kataku judes. “Hahaha akan
ada kejutan untukmu Krystal sayang.. So, tunggu aja ya!” serunya. Kemudian ia
menutup teleponnya. “Taemiin, kali ini kamu bener-bener bikin aku gila! Hiiih”
Malam harinya, “Dek, Dek Krystal ada yang nyariin kamu tuh
di bawah” kata Onew-oppa dari balik pintu kamarku.
Krystal : “Siapa kak?”
Onew-oppa : “Temenmu lah. Masak temennya Lina-ahjumma?
Haha”
Krystal : “Ih, kakak ditanyain malah
bercanda” (sambil beranjak dari kasurnya)
Pelan-pelan
Krystal menuruni anak tangga, sesampainya di ruang tamu ada seorang pria duduk
di sofa dengan mengenakan kemeja hitam
dihiasi balutan rompi merah yang menawan
dan celana ketat merah yang membuatnya terlihat keren.
Krystal : “Taemin?!” sontaknya
terkejut
Taemin : “Surprise!(bisiknya sambil
beranjak dari sofa). Aku ingin mengajakmu keluar malam ini”
Krystal : (masih dengan mimik tak
percaya) “Eh, yang benar saja kamu?!”
Onew-oppa yang
memandang mereka dari balik dinding hanya tersenyum kecil. “Sudahlah dik,
pergilah. Dia kelihatannya tulus.” Kata Onew-oppa yang kemudian menampakkan
diri. Krystal hanya tersenyum kecut, “Tapi kaak..” belum selesai dia bicara
sang kakak langsung menarik Taemin dan berpesan, “Jaga adikku baik-baik ya!
Jangan sakiti dia! Hahaha” sambil tertawa. “Itu pasti kak! Aku akan menjaganya
dengan baik.” Jawab Taemin dengan semangat. “Tuh, kakakmu udah ngijinin kita
pergi. Ayo kita pergi” ajak Taemin sambil menarik Krystal. “Tunggu sebentar,
aku mau ganti baju dulu” sela Krystal. “Tak perlu lah! Ayo, keburu larut malam!
Onew-oppa kita pergi dulu ya. Terima kasih atas izinnya.” Kata Taemin.
Di mobil, Taemin memutarkan
sebuah lagu yang pelan. “Just one mistake, just one regret…” senandungnya. “Aku
rasa ini akan menjadi malam yang indah bagi kita” Taemin membuka percakapannya.
“Aku rasa hanya untukmu. Lihat saja dandananku?! Lagian kenapa juga malam-malam
kamu ke rumahku?” bentak Krystal. “Sudah tenang saja, akan kujadikan kau
seorang putri nanti.” Katanya sambil mengedipkan mata. Tak lama kemudian Taemin
menghentikan mobilnya di depan salah satu butik terkenal dikota ini. “Silahkan
turun tuan putri” kata seorang pramuniaga sambil membuka pintu mobil. Aku
melirik ke Taemin sesaat, dan ia pun mengangguk sembari tersenyum manis. Saat
aku berjalan memasuki butik sang pramuniaga tadi memanggil rekan-rekan
perempuannya yang telah membawa dress nan cantik lengkap dengan aksesorisnya.
Lalu diantarnya aku ke ruang ganti. Setelah aku mengenakan dress tersebut aku
keluar dari kamar ganti, namun tiba-tiba aku dihadang oleh seorang pramuniaga
perempuan lagi. Kali ini ia membawa kosmetik dan alat-alat kecantikan lainnya.
“Nona, izinkan saya merias nona ya? Karena ini permintaan dari kekasih nona
sendiri.” Katanya ramah. Taemin ternyata masih menungguku sambil melihat
baju-baju pria. “Maaf sebelumnya nona, namun kalau boleh saya bilang, nona
sangat beruntung punya pacar setampan dan sebaik dia ya.” Kata pramuniaga perempuan
tadi. “Aa,, hehhe saya rasa kamu salah paham. Kami tidak seakrab yang kamu
bayangkan. Bahkan kami baru 6 bulan saling mengenal” jawabku malu. “Wah, belum
lama kenal saja nona sudah diperlakukan bak seorang putrid bangsawan. Apalagi
kalau nona jadi pacarnya? Hihiihi” balasnya sambil tertawa kecil. Tak lam
kemudian, “Wah, nona sangat cantik ya. Tak beda jauh ketika nona datang tadi.
Nona memang memiliki kecantikan alami” pujinya setelah menyelesaikan riasanku.
“hehe,terima kasih” balasku sambil tersipu malu. Aku keluar kamar ganti dengan
sedikit malu. Maklumlah, setelah Kai meninggal aku jarang mengenakan dress
lagi. Karena dress merupakan kado pertama yang ku terima dari Kai ketika ulang
tahunku yang ke 14. “Kau terlihat sangat cantik Krystal” kata Taemin tiba-tiba.
Aku yang terkejut melihat kehadiran Taemin yang telah berada di depan pintu
kamar ganti hanya bisa menampakkan senyum kecilku.
Setelah keluar dari butik, Taemin menyalakan mesin mobilnya kembali. Kami menikmati indahnya suasana kota Seoul di malam hari. Hingga akhirnya mobil kita berhenti di suatu taman yang sangat indah. Taman yang terkesan sangat klasik, dengan dipercantik lampu-lampu kota yang berada di sudut-sudut taman. Di tengah taman, samping kolam air pancur terlihat bangku taman yang dikelilingi bunga mawar merah dan lili putih nan cantik. Dan tak jauh di depan bangku taman tersebut ada 5 orang lelaki yang sedang memainkan musik kesukaanku, Peach by IU. Aku tertegun melihat itu semua. Simple namun terlihat sangat indah dan romantis dimataku. Diantarkannya aku duduk di bangku taman itu oleh Taemin. Baru saja kami berdua duduk di bangku taman tersebut, si pemain musik tiba-tiba berhenti dan Taemin mendekati mereka. Tak lama kemudian si pemain musik tadi memainkan instrumental Please Don’t Go by K.Will. Dan pada saat itu juga Taemin mengeluarkan setangkai mawar merah dari balik jasnya. Dan dia tiba-tiba berkata sambil berjaln mendekatiku, “Kutemuimu dalam mimpi, seorang putri yang lama telah tertidur, mengharapkan sang pangeran kembali dalam pelukannya. Seorang putri tersebut selalu mengunci rapat pintu hatinya. Lalu bagaimana pangerannya ini dapat memasuki hatinya?” Aku masih tak menyangka semua ini. Aku memang mencintainya, namun aku masih belum yakin bahwa aku mencintainya sebagai Taemin. Aku takut menyakiti hatinya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berlari menghindarinya. Taemin pun mengejarku. “Krystal, krystal!” serunya sambil berlari. Aku tak menghiraukan panggilannya. Dalam benakku, aku hanya ingin menghindarinya dan berlari sekencang mungkin. Bahkan lampu penyeberangan pun yang masih merah tak ku hiraukan. Disisi lain ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, dan Taemin yang mengetahui hal itu langsung menambah kecepatan laju larinya dan mendorongku dengan sangat keras. Dan bruk! Suara keras yang dihasilkan dari tabrakan pun tak terhindarkan. Lagi-lagi seorang lelaki merelakan jiwanya terancam hanya untuk melindungiku. Aku diambang rasa frustasi. Aku langsung berlari kearahnya. Kuambil ponselku dan kuhubungi ambulance. Tak lama kemudian ambulance datang dan membawanya ke rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit Taemin langsung dibawa ke ruang ICU untuk menjalani pemeriksaan intensif. Aku menunggu dengan amat gelisah. Dan kucoba untuk menghubungi orang tuanya. Tak terasa air mataku mengucur deras.
Setengah jam kemudian, dokter
keluar dari ruang ICU, “Kamu keluarganya?” Tanya dokter. “Bukan dokter saya
teman sekolahnya. Tapi orang tuanya mungkin sebentar lagi sampai dok” jawabku
sambil terisak. “Syukurlah, kamu belum terlambat membawa temanmu kemari. Tapi
ada sedikit cidera ringan di kakinya yang mungkin membutuhkan waktu lumayan
lama untuk memulihkannya” jelas dokter. “Syukur Alhamdulillah. Dok, terima
kasih atas perawatannya dok” kataku.
Tak lama kemudian, orang tua
Taeminpun datang. Mereka berjalan menuju kamar Taemin. “Ayah, bagaimana ini?
Apa Taemin baik-baik saja?” Tanya Ibu Taemin. “Tenang bu, dia pasti baik-baik
saja” kata Ayah Taemin menenangkan istrinya. Awalnya aku hanya dapat melihat
mereka dari jauh. Ya, aku merasa sangat takut ketika aku harus menjelaskan
kejadian tadi. “Permisi, saya Krystal. Saya teman sekelas Taemin yang tadi juga
berada di lokasi kejadian.” Kataku memberanikan diri mendekati mereka. Tak ada
respon dari mereka. Hingga akhirnya, “Oh, kamu Krystal? Saya rasa saya pernah
melihat beberapa tulisan namamu dan foto-fotomu di galeri kamar Taemin” kata Ayah
Taemin. Aku terkejut mendengar pernyataan ayah Taemin. Dan aku hanya membalas
pernyataan tersebut dengan senyuman. “Oh, iya saya Mrs. Lily, dan dia Mr. Lee Kwanghee. Kami orang tua
Taemin. Senang bertemu denganmu Krystal” sambung Mrs Lily sambil menutupi
kesedihannya. “Senang bertemu dengan anda juga Mrs Lily Mr Lee
Kwanghee” kataku sembari memberi hormat 90 derajat. Dan kami pun masuk ke
kamara Taemin bersama-sama. Kami bahkan sempat sedikit bergurau. Meski masih
sangat jelas terlihat raut sedih diantara kami bertiga. “Kurasa ini sudah mulai
larut malam Krystal. Apa tidak sebaiknya kamu pulang kerumah?” Kata Mrs Lily.
Aku terdiam untuk beberapa saat. “Krystal? Kamu tidak apa-apa nak?” tanya Mrs
Lily khawatir. “Oh i-iya Mrs saya baik-baik saja. Saya rasa saya yang menyebabkan
ini semua terjadi. Jadi sudah seharusnya saya disini hingga Taemin sadar Mrs”
jawabku dengan sedikit menunjukkan senyum kecilku.
“Kamu tak perlu khawatir. Kami sebagai kedua orang tua Taemin akan menungguinya. Kamu pulanglah saja. Mr tau kamu merasa bersalah pada Taemin dan kami. Namun, alangkah baiknya kamu pulang nak” sambung Mr Lee. “irokedo apeunde nan, sarangheso nunmuri nanda gaseumi apa waso tto nunmuri na, dasi noriroborilkka dasi iroborilkka ne du nuni noman bonda, nol saranghaneun nal jom barabwa, iroke nunmuri naso jakku nunmuri naso, dasi sarado tto dasi sarado noya” hp ku berdering lumayan kencang, “Sebentar ya Mr, Mrs saya mau mengangkat telpon dulu” kataku yang kemudian melangkah keluar dari ruangan. “Yoboseyooo..” “Yoboseyoo.. Onew-oppa Krystal sekarang lagi dirumah sakit.” Jawabku singkat lalu kumatikan telpon dari Onew-oppa. “Ya! Apaapaan ini?! Baiklah kulacak aja hp nya!”
*to be continued
Komentar
Posting Komentar